Dua cawan terbuka ketika kartu dilempar. Dua kali.
“Jangan lakukan apapun, jangan ambil keputusan sama sekali,” kata sang cenayang.
“Dua adalah diam. Jangan bertindak, apalagi memutuskan kehendak, karena dua adalah keseimbangan.”
“Tetap tinggal dan jangan tumpahkan cawan. Duka lara suka cita semua ada di sana. Sekali tertuang tak akan berulang. Biarlah mengendap sebelum kakimu menderap.”
“Cukup itu untuk satu tanyamu,” tutup sang cenanyang.
Lalu dia menghilang.