Cakra Manggilingan

Cakra Manggilingan

Sama halnya seperti kematian yang suatu keniscayaan, akhir adalah sebuah ketetapan untuk segala kejadian yang berawal, kendati kelahiran dan pangkal lainnya susul-menyusul.

Tahun ini kubuka dengan penutup. Belum sempurna, namun sepertinya pertanda awal dari sebuah akhir. Saat yang selalu kubayangkan jauh hari, akan seperti apa dan bagaimana. Laiknya peristiwa serupa yang terjadi berkali-kali hingga saat ini.

Semampu apa bersiap diri, melatih jiwa, selalu ada jeda kosong. Ceruk hampa tanpa nama, yang entah berapa lama, berbentuk apa.
Tak ingin terpenjara dalam pusar masa tanpa batas, sepertinya lebih bijak menyatu di dalamnya. Merangkul segenap peristiwa purwa madya wasana, mencecap setiap rasa yang mengembara.

Terima kasih dan selamat datang, usai.
Sampai jumpa saat berangkat di mula berikutnya.

Untuk 362 Hari Mendatang

Untuk 362 Hari Mendatang

Mengawali adalah sesuatu yang tak pernah mudah. Seperti saat ini, otak mediokerku (yang mulai mengirimkan sinyal-sinyal pertanda nirsekuriti) tetiba memerintahkan jari-jemari bergerak menekan bilah-bilah alfabet, memulai kembali setelah sekian lama tak intens.
Baru 3 hari berjalan dari 365 hari terhitung. Masih termaafkan kalau belum terlalu bekerja keras. Nuansa libur mungkin baru akan selesai akhir minggu ini.
Sudah hampir dua minggu terakhir cuaca kalau tidak mendung, hujan, berangin. Memang sedang ekstrem dimana-mana, kata para pakar. Tapi sejujurnya, aku lebih suka cuaca seperti ini. Tidak membuatku terlalu berkeringat lebih, aku benci.
Tahun lalu, seperti tahun sebelumnya semenjak pagebluk, masih cukup berat. Namun siapa sangka, tetap kuat bertahan. Tanpa kekhawatiran berlebih, cukup sekadarnya. Emosi cukup terjaga, kalau tak bisa dibilang stabil. Fisik relatif baik, bahkan dengan dua kali serangan virus bangsat korona. Romansa, cenderung (tetap) datar, karena apa yang diharapkan dari menjalin akad sebahat dengan siluman? Keuangan, cukup terkendali, meskipun terseok.

Manusia masih menjadi makhluk yang membencikan, tapi aku lebih banyak belajar dari mereka. Belajar mengendalikan energi, yang membuatku tetap waras di antara “kewarasan” manusia lainnya. Belajar menyaring informasi, yang layak kusimpan dalam logika dan emosi jangka panjang. Belajar menyimak lebih jeli untuk menemukan potongan teka-teki dan merangkai pola demi gambar yang lebih utuh. Belajar mengendurkan dan melepaskan genggaman, yang membuatku lebih ringan melakukan manuver umpan balik dan pertahanan.

Kalau memang perlu resolusi setiap tahun, tujuan pencapaianku tak akan berlebih tahun ini. Aku akan menyukai (kalau tidak mencintai) manusia.

Ya, aku akan menyukai manusia. Tidak lagi membenci mereka. Meskipun aku masih berharap bisa berhubungan dengan alien (dan siluman), tapi aku akan mencoba menyukai manusia.

Suka. Evaluatif sekali, tak jelas parameter untuk ini. Sukamu, belum tentu sukaku. Untuk itu, batasku tak akan terlalu muluk. Senyum dan angguk. Itu saja dulu. Paling tidak manusia di sekitarku bisa mengindra ukuranku. Apapun tingkah kelakuan atraksi mereka akan kuvalidasi dengan senyum dan angguk.

Jadi, kita lihat saja, apa yang terjadi 362 hari ke depan.
Semoga tetap mampu bertahan.
Mari bertualang.